Berbicara tentang cinta, semua orang pasti merasakannya. Ia
menjelma menjadi denyut-denyut yang enggan pergi dari raga. Ia datang menanam
senyum, menebar bahagia dan tak jarang ia juga menghempas dengan duka. Aku juga
merasakan jatuh cinta pada seseorang yang delapan setengah tahun yang
lalu aku kenal lewat lomba. Funtasy Games nama lombanya anak
SMPN 32 dan anak SMPN 86 yang saat itu mengikuti pasti tahu hal ini. Ajang
cerdas cermat di TVRI telah mempertemukanku dengan si mata sayu. Entah mengapa pertemuan itu berlanjut padahal
aku sama sekali tak tertarik dengannya dia konyol, cupu dengan celana
cingkrangnya. Menyebalkan dengan sifat “ Sok tahu dan batunya” sifat yang sampe
sekarang sudah mengakar padanya.
Cinta memang membawa kita melewati semua hal bersama-sama.
Kita saling membantu dalam setiap lomba. Kita saling menyemangati untuk setiap
kegiatan yang kita punya dan tak jarang juga cinta membawa kita pada pertikaian
sengit yang memaksa kita memisahkan diri sementara. Cinta membuat gadis tomboy yang
dulu gak pernah bisa pake rok kecuali saat sekolah, menjadi gadis yang bisa
pakai rok walau susah jalannya. Cinta membawa anak muda yang cupu perlahan
memperbaiki tampilannya. Ia tak pernah lagi memakai celana cingkrang dengan
ujung celana yang dikaitkan di atas perutnya. Muka berminyaknya perlahan hilang
tapi mata sayu tetap jadi cirri khasnya.
Kita saling menguatkan saat kita sama-sama tak lulus SNMPTN
tulis maupun undangan. Aku menyerah pada tahun itu tapi kamu tetap gigih ikut
UMB. Dengan sigap aku membantu mengurus keperluan berkasmu daaaaaaan… fase
tersulit adalah ketika kamu dinyatakan lolos ke “ACEH” yang tandanya
kita akan terpisah oleh ratusan kilo meter. Aku sedih? Pastinya. Tapi, gak
adil kalau cita-cita harus dipendam hanya karena cinta. Kita telah menikmati fase Long Distance Relationship
selama kurang lebih 4,5 tahun. Aceh-
Jakarta dan Jakarta- Turkey melatih kesabaran hati untuk bisa berjumpa.
Berceloteh bersama secara langsung, menonton pertunjukkan seni, menjelajah
museum, datang ke seminar-seminar hanya bisa kita lakukan pada saat liburan
semester tiba.
LDR mempunyai arti sendiri bagi kita. Ia mengubah paradigma cinta yang harus
sering ketemu menjadi cinta yang tersimpan dalam rindu. Rindu yang kadang
membunuh secara perlahan rindu yang kadang mematikan rasa tapi tak jarang ia
mengingatkan memori dan membuatnya memutar di kotak logika.
Kini dalam jarak yang jauh kita sama-sama sedang berjuang
menyelesaikan studi kita. Mengejar gelar sarjana. Membunuh perasaan-perasaan
ingin berjumpa yang terkadang merusak suasana. Pertengkaran yang semakin sering
ada terkadang menjadi lelucon saat jiwa sudah sadar bahwa seharusnya itu tak
penting adanya. Cinta… selesaikan studi kita, bawalah kembali setiap waktu yang
sudah lama tak pernah kita bagi bersama. Bawalah kembali setiap kenangan yang
pergi atas pengembaraanmu selama 5 tahun lamanya. Bawalah sekotak cinta yang
berisi edelwish saat kita sama-sama memakai toga. Teruslah berjuang atas cinta.
Cinta untuk keluarga kita dan cinta untuk kita. Semoga kelak kita bertemu dalam
bahagia, agar tak ada lagi jarak yang jauh agar tak lagi ada rindu yang terlalu
beku.
Salam
Rindu
Palupiiii