Saturday 31 December 2016

MEMUPUK HARAPAN UNTUK TAHUN DEPAN


Selamat Tahun Baru 2017 untuk kita semua...

 setelah suara kembang api dan terompet mulai reda, jemari ini mencoba menuliskan apa yang ada di benak logika. Yap! Pada postingan kali ini yang akan dituangkan adalah pemikiran tentang Tahun Baru Masehi. Setiap orang menyambut pergantian tahun dengan caranya masing-masing. Ada yang berkumpul bersama keluarga, ada yang berkumpul bersama teman, bersama pacar mungkin bagi yang gak LDR (Ups!), atau ada pula yang merayakan bersama orang-orang di tengah keramaian. Pergantian tahun sering dimaknai dengan gembira. Pada pergantian tahun muncullah harapan baru, mimpi-mimpi baru, resolusi, target-target yang semuanya juga baru. 

Memupuk harapan di tahun baru merupakan agenda yang umumnnya dilakukan. Hal tersebutpun terjadi padaku. Ada mimpi-mimpi yang kutitipkan setiap kali aku melihat kembang api dari atas loteng rumahku. Tak lupa juga aku menuliskan dan menempel di tempat-tempat yang sering aku lihat. Menurut teori alam bawah sadar Sigmund Freud, aku percaya bahwa hal yang kita impikan, lalu kita tuliskan dan selalu kita ingat akan tersimpan di alam bawah sadar kita dan akhirnya membawa kita untuk meraih impian tersebut. Simplenya tulisan itu akan memotivasi kita untuk gak mager deh! karena diingetin terus sama tulisan yang kita tuliskan sendiri hihihi. 

Pergantian tahun kali ini aku rayakan bersama keluarga. Makan bersama menjadi kenikmatan yang tiada dua. Makan bersama bisa saling melekatkan raga-raga yang mungkin renggang karena kesibukan. Pergantian tahun kali ini lebih berbeda bagiku karena skripsweet selalu menghantui. Maka Ia juga menjadi mimpiku di 2017 agar aku segera menyelesaikan urusan dengannya (Read Skripsi) dengan cara yang manis. 
Pergantian tahun juga merupakan ajang pengingat bahwa waktu terus melaju dengan cepat. Itu tandanya kita sebagai manusia terutama aku yang sering mager harus lebih berpacu dengan waktu. Untuk lebih bisa mengendalikan waktu agar tidak terbuang sia-sia. Ada tiga hal yang gak bisa kembali yaitu  waktu, perkataan dan kesempatan. Jadi, sebenarnya tahun baru juga tantangan bagi diri kita sendiri yah, bisakah kita untuk menggunakan waktu sebaik mungkin ? 

Tahun baru merupakan ajang untuk merefleksi diri. Merenungi apa-apa yang kurang di tahun sebelumnya. Mencari solusi untuk berubah menjadi lebih baik. Tahun baru seharusnya pula menjadi ajang mengevaluasi diri dan me-recharge semangat-semangat yang mulai kendor. Tahun baru adalah jembatan antara ekspektasi dan kenyataan di masa yang akan datang. Dalam hidup, mimpi memang tak boleh kita abaikan karena mimpi akan membawa kita ke kehidupan yang lebih baik bila kita terbangun lalu bertindak mengeksekusi mimpi kita. Semoga setiap apa-apa yang kita impikan terwujud di tahun depan yah gengs!

 

Semangat Meroket di 2017! 

Thursday 29 December 2016

Sehari Jadi Reporter Professional, Ceritanya!


"Pi, bisa liputan gak ke Malang?" Seperti itulah isi whatsapp dari Mbak Esti yang membuat gue sedikit terkejut.  Oh ya supaya gak menebak-nebak karena emang kita gak lagi main tebak-tebakan. Gue mau kenalin dulu siapa itu Mbak Esti. Mbak Esti adalah koordinator para jurnalis muda di GenSindo. GenSindo adalah Rubrik Anak Muda yang ada di Koran SINDO dan terbit setiap hari sabtu. Balik lagi ke cerita awal gue udah mesem-mesem pas nerima pesan itu. Mbak Esti pernah bilang setiap jurnalis muda yang produktif akan dapat giliran untuk liputan ke luar kota. Dalam liputan kali ini bukan lagi liputan yang biasa tapi liputan yang bener-bener ngebuat kita ngerasain  jadi jurnalis profesional. Caelah! :D

Gue segera menjawab " Bisa Mbak!" karena kapan lagi coba dapet kesempatan. Gue emang pengen banget jadi jurnalis beneran gitu dari SMK. Dulu pas lihat temen-temen yang masuk ke jurusan brodcasting pengen banget masuk jurusan itu tapiiiii gak boleh sama mamah, akhirnya masuk ke akuntansi. Tapi... keinginan jadi jurnalis dan penulis itu kuat banget di benak gue alhasil gue anak akuntansi yang membangkang kali yah hihihi. Waktu SMKpun kalo ikut kegiatan gak mau yang berhubungan dengan akun tapi malah milih kegiatan public speaking, writing, speech dan malah ngembangin ekskul mading. Emang dasar yah! hihi 

Ketika gue konfirmasi bahwa gue bisa, Mbak Esti langsung menghubungkan gue ke Public Relation pihak media Tripnya. Daaan pas gue cek email ternyata gue harus liputan tentang proses pengolahan susu mulai dari pemerahan susu sapi hingga pengemasan di Pabrik GreenFields, Malang. (Alhamdulillah jalan-jalan! Cihuy :p). Tanggal 21 Nopember, pihak Greenfields memasukkan gue ke group WA mulailah para wartawan yang juga diundang memperkenalkan dirinya. Ada yang dari Tempo, Berita satu, Jawapos, Gadis, Detik Health dan banyak lagi. Alamak! agak minder deh gue.

Gue mencoba memberanikan diri karena gue yakin Confident is the power to make you feel alive---- 
 Gue kenalan dengan wartawan-wartawan yang gue yakin mereka semua super keceh! Semua peserta dikirimin tiket dan keperluan untuk media farm trip. Alhamdulillahnya lagi dibeliin tiket Garuda, ini pertama kalinya gue naik pesawat yang selama ini gue idam-idamkan. Maklumlah yah, namanya juga mahasiswa kelas irit kayak gue. hehehe Maka Nikmat TuhanMu yang manakah yang engkau dustakan pal? 

Tanggal 23-24 Nopember, gue liputan ke Malang. Gue berangkat dari Soetta ke Juanda lalu naik Bis ke Malang. Kenapa sih gak langsung ke Malang? Menurut PRnya bandara Malang sering ditutup karena cuaca buruk. Emang bener sih di sana sering hujan terus. Di hari pertama kita tim media diajak untuk workshop dan mengikuti pemaparan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi susu setiap hari. Di sana ada banyak pematerinya, mulai dari pihak greenfields sampai dokter juga ada looh. Sehabis pemaparan kita break lalu lanjut lagi lalu bersih-bersih lalu makan malam deh! Makan malamnya gue ke warung Inggil dan nyobain ice Cream di Toko Oen Malang. Hari pertama memang masih lenggang waktunya. Tapi pas di hari kedua semua full kegiatan liputan di Pabrik dan Peternakan Sapi GreenFields. 
Makan Bersama di Warung Inggil

Toko Oen Nan Legendaris
 Di Pabrik pengolahan dan peternakan susu sapi di hari kedua, gue dimanjakan dengan pemandangan sapi-sapi yang lucu-lucu. Mereka besar-besar dan kalau jalan kakinya berbunyi layaknya tante-tante pake high heels. Di Pabrik dan Peternakan Sapi ini ada klasifikasi kandang sapi mulai dari sapi siap diperah, sapi hamil, sapi melahirkan, anak sapi, dan ada rumah sakit sapi serta tempat pengolahan pakan sapi yang semuanya di atur secara terintegerasi. Sapi-sapi di sini juga diperlakukan istimewa sampai ada ritual perawatan kuku sapi setiap bulannya. Tujuannya agar sapi bahagia, karena kalau sapi bahagia produksi susunya akan sangat baik. Di Pabrik ini gue langsung observasi proses pengolahan susu sapi. Setiap sapi yang sudah siap perah gak perlu disuruh baris untuk berjalan ke tempat pemerahan loooh.. mereka jalan sendiri euy. Hebat! Jadi inget teorinya Pavlov deh mungkin hal ini terjadi karena pembiasaan yang sapi-sapi tersebut lakukan. Kalau sapi ajah bisa teratur barisnya kenapa setiap antri manusia kadang main serobot-serobotan ajah yah? Berarti kadang manusia kalah dong sama sapi? Nah looh. 

Setelah puas berkeliling pertenakan yang luasnya 50 Hektare, saya beserta rekan-rekan media lainnya melanjutkan peliputan ke pabrik pengolahan susu sapi. Sebelum masuk kami semua harus steril dan pakai baju khusus. Kami melihat berbagai macam olahan produk susu sapi Greenfields. Produknya antara lain ada Fresh Milk, Ada Susu UHT, Keju olahan juga. Kami dibimbing oleh Pak Darmanto. Beliau dengan sabar menemani dan menerima segala pertanyaan dari kami. Setelah puas berkeliling, tibalah saatnya kami selesai peliputan dan ketika selesai kami telah disuguhkan banyak sekali Fresh Milk. (Jadi perbaikan Gizi gitu)   

Pengalaman sehari jadi Reporter/ Jurnalis Professional adalah pengalaman berharga yang gak akan terlupakan. Jadi Ingat suatu hal dari pengalaman ini deh. Dulu sering banget berdoa sama Allah supaya bisa jalan-jalan gratis sambil meliput sesuatu. Doa itu udah lama banget sampe akhirnya sempet putus asa dan lupa sama itu doa. Tetapi ternyata Allah menunjukkan kuasanya. DIA mengabulkan doa setiap hamba di waktu yang tepat. Jadi intinya, Jangan pernah lelah berdoa dan berusaha gitu yah sob
Sapi yang barisnya rapi mengalahkan manusia

all Team Media Farm Trip

Pabrik Olahan susu sapi Fresh Milk
?






 

Anak dan Pendidikan


Kali ini aku ingin menuliskan kisah tentang anak-anak buruh migran di Sarawak, Malaysia. Anak-anak yang masih merindukan nyamannya bangku sekolah di Indonesia. Anak-anak yang tak pernah terpikir akan terbang bersama orangtuanya mencari ringgit di kebun kelapa sawit.
Anak-anak dan pendidikan. Idealnya seorang anak memang harus mendapatkan pendidikan yang layak karena mereka adalah harapan masa depan baik masa depan keluarga maupun masa depan bangsa. Tapi kondisi itu tak aku dapati pada anak-anak ladang bukit paninjau yang dulu menjadi tempatku belajar menjadi guru ketika mengikuti kegiatan Volunteer Teacher dari VTIC Foundation.
(untuk VTIC Sendiri bisa kamu googling yah)

Pertama kali datang , aku disambut senyum malu-malu yang terpancar di wajah bocah-bocah itu. Mereka diantar oleh orangtuanya. Mereka tidak memakai baju seragam layaknya di Indonesia. Mereka ada yang memakai baju putih biru seperti anak SD di Sarawak, Malaysia. Ada juga yang memakai baju biasa. Dari sekian banyak anak aku paling kagum dengan anak yang bernama Kevin. Ia adalah kaka dari Erwin. Tubuhnya besar,ia sangat lucu dan menggemaskan. Ia berusaha dewasa mengayomi adiknya Erwin yang aktif sekali. Terkadang ada raut wajah sedih yang ku lihat di wajah kevin saat ia bercerita ia ingin menjadi Pilot. Ia selalu pesimis dan mengatakan “Cikgu, aku nak jadi pilot bisakah?” Setiap kali pernyataan itu terlontar aku selalu berusaha menatap matanya dalam-dalam. Lalu aku bilang “ Kalau kamu sering berdoa, insyaAllah pasti kamu bisa”. Padahal sebenarnya menjawab pertanyaan itu aku seperti tercekik dan merasakan getir kekhawatirannya.

Betapa tidak khawatir, ibu dan ayahnya adalah pegawai ladang yang mungkin kurang memerhatikan pendidikan Kevin. Ia dan adiknya hanya punya satu buku sekolah. Tapi aku selalu semangat mengajarinya setiap materi ia lahap dan ia selalu bisa mencerna dalam waktu cepat. Dunia memang terkadang sulit ditebak. Di Malaysia aku menemukan kevin yang semangat ke sekolah walau dalam keterbatasan. Tapi terkadang di Indonesia aku melihat anak yang malas pergi ke sekolah walaupun mereka berkecukupan. Terkadang aku bertanya apa yang bisa aku lakukan untuknya? Tapi lagi-lagi aku mendapati pilihan terakhir yaitu mendoakannya. Agar kelak Kevin dan anak-anak TKI lainnya yang hidup dalam keterbatasan bisa meroket lewaat sebuah keajaiban.

Anak-anak dan sebuah Pendidikan memang paket yang tak bisa dipisahkan. sebab melalui pendidikan anak mencoba membangun harapan. Melalui sebuah pendidikan anak berusaha memimpikan apa yang terkadang di luar nalar orang dewasa. Melalui pendidikan anak mencoba meyakinkan diri untuk meraih masa depan. Semoga kelak aku bisa menemuinya lagi, paling tidak memberikan doa dan harapan agar ia senantiasa memiliki semangat untuk berjuang.
Kevin my lovely Student :)

Sunday 27 November 2016

Sekotak Cinta




Berbicara tentang cinta, semua orang pasti merasakannya. Ia menjelma menjadi denyut-denyut yang enggan pergi dari raga. Ia datang menanam senyum, menebar bahagia dan tak jarang ia juga menghempas dengan duka. Aku juga merasakan jatuh cinta pada seseorang yang delapan setengah tahun yang lalu aku kenal lewat lomba. Funtasy Games nama lombanya anak SMPN 32 dan anak SMPN 86 yang saat itu mengikuti pasti tahu hal ini. Ajang cerdas cermat di TVRI telah mempertemukanku dengan si mata sayu.  Entah mengapa pertemuan itu berlanjut padahal aku sama sekali tak tertarik dengannya dia konyol, cupu dengan celana cingkrangnya. Menyebalkan dengan sifat “ Sok tahu dan batunya” sifat yang sampe sekarang sudah mengakar padanya.
Cinta memang membawa kita melewati semua hal bersama-sama. Kita saling membantu dalam setiap lomba. Kita saling menyemangati untuk setiap kegiatan yang kita punya dan tak jarang juga cinta membawa kita pada pertikaian sengit yang memaksa kita memisahkan diri sementara. Cinta membuat gadis tomboy yang dulu gak pernah bisa pake rok kecuali saat sekolah, menjadi gadis yang bisa pakai rok walau susah jalannya. Cinta membawa anak muda yang cupu perlahan memperbaiki tampilannya. Ia tak pernah lagi memakai celana cingkrang dengan ujung celana yang dikaitkan di atas perutnya. Muka berminyaknya perlahan hilang tapi mata sayu tetap jadi cirri khasnya.
Kita saling menguatkan saat kita sama-sama tak lulus SNMPTN tulis maupun undangan. Aku menyerah pada tahun itu tapi kamu tetap gigih ikut UMB. Dengan sigap aku membantu mengurus keperluan berkasmu daaaaaaan… fase tersulit adalah ketika kamu dinyatakan lolos ke “ACEH” yang tandanya kita akan terpisah oleh ratusan kilo meter. Aku sedih? Pastinya. Tapi, gak adil kalau cita-cita harus dipendam hanya karena cinta. Kita  telah menikmati fase Long Distance Relationship  selama kurang lebih 4,5 tahun.   Aceh- Jakarta dan Jakarta- Turkey melatih kesabaran hati untuk bisa berjumpa. Berceloteh bersama secara langsung, menonton pertunjukkan seni, menjelajah museum, datang ke seminar-seminar hanya bisa kita lakukan pada saat liburan semester tiba.
LDR mempunyai arti sendiri bagi  kita. Ia mengubah paradigma cinta yang harus sering ketemu menjadi cinta yang tersimpan dalam rindu. Rindu yang kadang membunuh secara perlahan rindu yang kadang mematikan rasa tapi tak jarang ia mengingatkan memori dan membuatnya memutar di kotak logika.
Kini dalam jarak yang jauh kita sama-sama sedang berjuang menyelesaikan studi kita. Mengejar gelar sarjana. Membunuh perasaan-perasaan ingin berjumpa yang terkadang merusak suasana. Pertengkaran yang semakin sering ada terkadang menjadi lelucon saat jiwa sudah sadar bahwa seharusnya itu tak penting adanya. Cinta… selesaikan studi kita, bawalah kembali setiap waktu yang sudah lama tak pernah kita bagi bersama. Bawalah kembali setiap kenangan yang pergi atas pengembaraanmu selama 5 tahun lamanya. Bawalah sekotak cinta yang berisi edelwish saat kita sama-sama memakai toga. Teruslah berjuang atas cinta. Cinta untuk keluarga kita dan cinta untuk kita. Semoga kelak kita bertemu dalam bahagia, agar tak ada lagi jarak yang jauh agar tak lagi ada rindu yang terlalu beku.
                                                                             Salam Rindu

                                                                                 Palupiiii









Wednesday 26 October 2016

Hello Skripsweet



Hello Skripsweet!
“ Woi udah sampe mana skripsi lo?”
“ Udah SUP?”
“ Kapan Daftar?”
“ Udah ketemu Dospem?” 




Entah kenapa di sela-sela mengerjakan RPP untuk besok. Ada yang lebih menarik untuk saya tuangkan agar tak menjadi beban :P. Wahai Pejuang Skripsi yang berbahagia, sering dengerkan kata-kata di atas? Pertanyaan semacam itu sering sekali terdengar saat ini, agaknya Skripsi menjadi perbincangan hangat pada setiap mahasiswa tingkat Akhir, yah. Entah sudah berapa ratus kata Skripsi diperbincangkan. Dulu sayapun seneng menanyakan hal itu kepada senior yang sedang mengerjakan skripsinya dan saat ini giliran saya yang sering ditanya itu. Baper? Pasti karena rasanya seperti dihimpit pertanyaan yang padahal kitapun masih berjuang. Terkadang untuk menjawab pertanyaan seputar Skripsi, butuh kekuatan untuk senyum sumringah. (Padahal hatinya enggak :P)
Saya rasa setiap kehidupan itu memang selalu regenerasi, dulu mungkin senior saya gerah ditanyakan hal itu dan sekarang giliran saya yang merasakannya Hahahaha. Maka dari itu untuk adik-adik jangan terus meledek yah, nanti akan ada masanya kalian merasakan serangan cinta dari Skripsweet. (Tunggu tanggal mainnya yah :P) Memulai bercinta dengan Skripsweet tampaknya masih menjadi hal yang susah-susah gampang. Skripsweet terkadang cemburu dan meronta jika dinomor duakan. Skripsweet menuntut kekonsistenan agar ia tetap menjadi yang selalu di cinta. Uhuy!
Skripsweet memang cinta yang harus dibuktikan oleh mahasiswa tingkat akhir seperti saya.  Apalah arti banyaknya prestasi jika skripsi saja terbengkalai. Skripsi selain tanda cinta ia juga menjadi bukti untuk membahagiakan orangtua.  Maka dari sekarang mental baja memang harus segera ditanamkan. Fokus menjadi senjata untuk menaklukkan agar skripsi makin sweet dan membuat nyaman. Saya selalu memfavoritkan Surah Arrad ayat 13 yang berbunyi, Allah tidak akan mengubah nasib suau kaum melainkan kaum itu sendiri yang mengubahnya. Maka refleksi dari surah tersebut adalah “Tidak akan Ada Wisuda jika kita hanya berleha-leha”  Yuk Garap Skripsi ! 


Friday 21 October 2016

DINAMIKA

DINAMIKA

Laksana Hujan yang turun dengan derasnya
Laksana daun-daun gugur yang terhempas udara
Laksana pohon jati merangas di tengah kemarau
Tersisip jiwa yang kian terombang-ambing parau 



Bila diharuskan jatuh, aku ingin jatuh ...
bersama titik air dari langit
Agar tak lagi sakit, agar tak lagi pahit
Bila diharuskan lenyap, aku ingin hilang bersama malam
Meninggalkan jejak senyap pada cahaya yang temaram


Jiwa... kian hari kita tak bersahabat
Membuat Rona semakin pekat
Gejolak dinamika bergemuruh tak terperi
Apa yang kau cari?
Rasanya semua hanya lirih....


Jakarta
21 Oktober di tengah rinai hujan
Palupi

Tuesday 9 August 2016

Menulis lalu berbagi tanpa henti




Assalamualaikum wr.wb…
Kali ini palupi akan mencoba berbagi pengalaman sekaligus tips menulis tembus media (Versi diriku) hehe…. Kita sepakat kan jika menulis adalah salah satu wadah untuk berbagi dan juga menginspirasi, betul?pendapat ini juga dikuatkan oleh penulis yang menjadi inspirasiku yaitu Mas Pram, beliau bilang : Menulis adalah bekerja untuk keabadian karena dengan tulisan kita akan dikenang. Menulis itu mudah setiap orang bisa menulis dan jika ingin lebih professional harus terus berlatih karena Practice makes perfect kan?
Dalam menulis ada tantangan yang dihadapi penulis yaitu writing block, topik tulisan kurang menarik, kehilangan feel menulis dan lain sebagainya. Nah, sebelum aku berbagi tips menulis versiku, maka aku aku akan berbagi terlebih dahulu pengalaman menulisku. Lets check it out…
Hobi menulisku ini mulai terlihat sejak kelas 3 SD, dulu ada tugas menulis puisi tentang kupu-kupu lalu aku amati kupu-kupu yang ada di halaman sekolah dan aku menulis puisi tentang kupu-kupu tersebut. Keesokan harinya Bu lili, memanggilku. Beliau bilang puisinya sangat bagus. Hingga aku ketagihan menulis puisi sampai dulu aku punya buku kecil yang isinya puisi tapi sekarang buku itu entah dimana, hiks hiks hiks… L
Kegemaranku menulis, terus berlanjut hingga aku SMP dan Alhamdulillah aku bertemu dengan Bu Patria yang menghidupkan kegemaran menulisku. Ia memberikan aku dan teman-temanku tugas 1 tahun menulis dalam Diary ketika aku berada di kelas 7-3. Setiap hari aku menulis di buku Diary, aku ceritakan semua yang aku rasakan di buku tersebut. Menulis diary menjadi hal yang amat menyenangkan bagiku, selain mengasah kemampuan menulis aku merasa kecerdasan emosionalku juga terlatih lewat kegiatan itu.
Di kelas 8 aku sering mengikuti lomba menulis cerpen, berpidato namun.. tak pernah juara. Tapi, lagi-lagi Allah mempertemukan dengan orang yang senantiasa menginspirasiku Beliau adalah Alm. Bu Fauziah, Guru Bahasa Indonesia terbaik yang pernah aku punya. Beliau membaca tulisanku dan menyuruhku mengirim tulisanku ke beberapa media, namun lagi-lagi tulisanku tak kunjung tembus media. Kecewa, ya pasti kecewa hingga kekecewaan ini membuatku berhenti menulis hingga aku SMK kelas 1 aku tak lagi menulis karena malas dan stigma gagal telah tumbuh di otakku kala itu.
Bukan Bu Fauziah namanya, jika ia tak mengobati kekecewaanku. Saat bertemu dengannya ia menyuruhku untuk kembali menulis karena menurutnya “Bakat yang kita punya adalah anugerah kalau belum bisa tembus media, berarti harus terus dicoba, Karena media biasanya menanti tulisan terbaik kita” Ucapnya.
Di awal kelas 2 SMK, kegemaranku menulis kembali melejit. Aku mulai kembali mengikuti lomba puisi, pidato dan juga menulis cerpen dan Alhamdulillah satu persatu piala penyemangat mulai hadir. Aku juga berkesempatan mengikuti pelatihan jurnalistik dan dari pelatihan tersebut aku belajar bagaimana menulis yang baik. Aku mulai yakinkan diriku untuk menulis lagi setelah pulang dari pelatihan, dan saat itu ada kasus yang lagi Booming yaitu kasus Gayus Tambunan. Aku coba menulis puisi, aku cari media-media massa yang menerima karya anak muda dan aku kirimkan Via Fax karena saat itu aku sedang PKL di salah satu perusahaan maka aku meminta izin untuk mengirimkan tulisan menggunakan fax tersebut. Tak lama kemudian salah satu pihak media dari Media Indonesia menghubungiku, mengabarkan bahwa pihak MI tidak menerima puisi namun aku bisa membuat artikel dan mengisi rubrik Move yang saat ini namanya adalah MI Muda.
Senang bukan kepalang, ketika setelah sekian lama akhirnya aku mendapat respon media. Lalu, aku mencoba membuat tulisan yang bisa mengisi Halaman Move dan aku memutuskan untuk membuat Artikel Pembuatan Aneka Gantungan Kunci dari Clay Tepung. Dengan bimbingan bu Puri yang saat itu menjadi guru Seniku di SMKN 9 Jakarta , aku mencoba menulis langkah demi langkah pembuatan kerajinan tangan itu dan mengirimkan email tulisanku kepada Alm Mbak Dian Palupi (Mbak Dipi) Redaktur Halaman Move MI kala itu. Beliau banyak sekali mengajarkanku lewat revisi-revisi yang beliau kirimkan. Alhamdulillah… tulisanku dimuat di media Indonesia atas bimbingannya. Sejak saat itu peluangku terbuka, menulis tembus media bukan lagi impian semata. Benar apa yang dikatakan Alm. Bu Fauziah “ Media akan menerbitkan tulisan terbaik kita, menulis bukan hanya tentang terbitnya tulisan namun tentang kerja keras agar menghasilkan tulisan yang bermakna”
Dan…… saat ini saatnya aku berbagi tips menulis versiku di Media. Untuk dapat menerbitkan tulisan di media massa yang harus kita perhatikan adalah …….
Pertama, Kenali karakteristik media
Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda dan kita harus tahu rubrik apa di media tersebut yang menerima tulisan kita. Jangan lupa terus membaca tulisan-tulisan yang terbit di media tersebut sebagai referensi dan berlatihlah menulis.


Kedua, Buatlah kerangka tulisan
Bagi penulis pemula seperti aku, kerangka tulisan itu penting banget. Dari kerangka tulisan kita bisa tau apa yang ingin kita tulis, sampai mana tulisan kita, bagaimana alurnya, apa saja poin pentingnya. Daaaaaaan…. Kerangka tulisan akan membantu kita saat kita mengalami “ Writing block loooh”   
Ketiga, Jangan lupa 5W+1H
            Dalam menulis jangan lupakan 5W + 1 H agar tulisan kita bisa menjadi tulisan yang informatif, inspiratif dan bermakna.
            Keempat, Perhatikan Lead (Kalimat Pembuka)
            Kalimat pembuka, menjadi penentu redaktur akan melirik tulisan kita maka, kalimat pembuka harus menarik. Kita bisa membuat kalimat pembuka menggunakan kata-kata motivasi, menggunakan Jargon, menggunakan kata-kata yang menggugah atau yang mengagetkan seperti “ Bruk!” “ Prang!” dsb.
            Kelima jangan menjadi penulis, pembaca dan editor dalam satu waktu
Satu hal yang sering membuat kita gak selesai-selesai adalah kita menjadi penulis, pembaca dan editor dalam satu waktu yang akhirnya membuat kita bingung dengan tulisan sendiri sehingga kehilangan mood. Hayooo siapa yang sering begini? Hayoo ngaku… hehehe (Saya juga termasuk sering sih hehe. Saat menulis posisikan diri kita sebagai penulis tuangkan apa saja yang ada dipikiran kita. Lalu setelah kelar tulisannya bacalah tulisan kita dan posisikanlah sebagai pembaca. Lalu save tulisan kita buka lagi beberapa saat dan jadilah editor untuk tulisan kita sendiri. Atau kalau ingin nambah ilmu mintalah teman yang juga mahir dalam menulis untuk mengomentari tulisan kita.
Keenam, Jangan lupa baca buku
            Aku percaya kalau tulisan yang kita hasilkan adalah buah dari bacaan kita karena dengan membaca kita bisa mendapatkan kosa kata baru dan juga wawasan yang banyak. Maka kalau ingin tulisan kita semakin baik, jangan lupa membaca yah……
            Ketujuh, Teruslah menulis.
            Sebuah keterampilan harus terus diasah bukan? Begitupula dengan menulis guys. Ibarat pisau tajam kalau gak diasah akan tumpul maka tulisan begitu kalau kita berhenti menulis kita akan kehilangan kemahiran menulis kita. Jadi sudah terbit atau belum tulisannya di media, jangan buat kita patah semangat untuk menulis yah… karena menulis adalah wadah untuk berbagi dan menginspirasi.
Nah, inilah tips dan pengalaman menulis versiku. Semoga bisa bermanfaat yah.. dan memicu semangat untuk terus menulis dan berbagi hehehe. ….. Oh ya satu Quotes untuk menutup tulisan kali ini.  
“ Kata-kata bisa menggugah namun ikatlah ia dengan tulisan agar lebih bermakna”