Saturday 31 December 2016

MEMUPUK HARAPAN UNTUK TAHUN DEPAN


Selamat Tahun Baru 2017 untuk kita semua...

 setelah suara kembang api dan terompet mulai reda, jemari ini mencoba menuliskan apa yang ada di benak logika. Yap! Pada postingan kali ini yang akan dituangkan adalah pemikiran tentang Tahun Baru Masehi. Setiap orang menyambut pergantian tahun dengan caranya masing-masing. Ada yang berkumpul bersama keluarga, ada yang berkumpul bersama teman, bersama pacar mungkin bagi yang gak LDR (Ups!), atau ada pula yang merayakan bersama orang-orang di tengah keramaian. Pergantian tahun sering dimaknai dengan gembira. Pada pergantian tahun muncullah harapan baru, mimpi-mimpi baru, resolusi, target-target yang semuanya juga baru. 

Memupuk harapan di tahun baru merupakan agenda yang umumnnya dilakukan. Hal tersebutpun terjadi padaku. Ada mimpi-mimpi yang kutitipkan setiap kali aku melihat kembang api dari atas loteng rumahku. Tak lupa juga aku menuliskan dan menempel di tempat-tempat yang sering aku lihat. Menurut teori alam bawah sadar Sigmund Freud, aku percaya bahwa hal yang kita impikan, lalu kita tuliskan dan selalu kita ingat akan tersimpan di alam bawah sadar kita dan akhirnya membawa kita untuk meraih impian tersebut. Simplenya tulisan itu akan memotivasi kita untuk gak mager deh! karena diingetin terus sama tulisan yang kita tuliskan sendiri hihihi. 

Pergantian tahun kali ini aku rayakan bersama keluarga. Makan bersama menjadi kenikmatan yang tiada dua. Makan bersama bisa saling melekatkan raga-raga yang mungkin renggang karena kesibukan. Pergantian tahun kali ini lebih berbeda bagiku karena skripsweet selalu menghantui. Maka Ia juga menjadi mimpiku di 2017 agar aku segera menyelesaikan urusan dengannya (Read Skripsi) dengan cara yang manis. 
Pergantian tahun juga merupakan ajang pengingat bahwa waktu terus melaju dengan cepat. Itu tandanya kita sebagai manusia terutama aku yang sering mager harus lebih berpacu dengan waktu. Untuk lebih bisa mengendalikan waktu agar tidak terbuang sia-sia. Ada tiga hal yang gak bisa kembali yaitu  waktu, perkataan dan kesempatan. Jadi, sebenarnya tahun baru juga tantangan bagi diri kita sendiri yah, bisakah kita untuk menggunakan waktu sebaik mungkin ? 

Tahun baru merupakan ajang untuk merefleksi diri. Merenungi apa-apa yang kurang di tahun sebelumnya. Mencari solusi untuk berubah menjadi lebih baik. Tahun baru seharusnya pula menjadi ajang mengevaluasi diri dan me-recharge semangat-semangat yang mulai kendor. Tahun baru adalah jembatan antara ekspektasi dan kenyataan di masa yang akan datang. Dalam hidup, mimpi memang tak boleh kita abaikan karena mimpi akan membawa kita ke kehidupan yang lebih baik bila kita terbangun lalu bertindak mengeksekusi mimpi kita. Semoga setiap apa-apa yang kita impikan terwujud di tahun depan yah gengs!

 

Semangat Meroket di 2017! 

Thursday 29 December 2016

Sehari Jadi Reporter Professional, Ceritanya!


"Pi, bisa liputan gak ke Malang?" Seperti itulah isi whatsapp dari Mbak Esti yang membuat gue sedikit terkejut.  Oh ya supaya gak menebak-nebak karena emang kita gak lagi main tebak-tebakan. Gue mau kenalin dulu siapa itu Mbak Esti. Mbak Esti adalah koordinator para jurnalis muda di GenSindo. GenSindo adalah Rubrik Anak Muda yang ada di Koran SINDO dan terbit setiap hari sabtu. Balik lagi ke cerita awal gue udah mesem-mesem pas nerima pesan itu. Mbak Esti pernah bilang setiap jurnalis muda yang produktif akan dapat giliran untuk liputan ke luar kota. Dalam liputan kali ini bukan lagi liputan yang biasa tapi liputan yang bener-bener ngebuat kita ngerasain  jadi jurnalis profesional. Caelah! :D

Gue segera menjawab " Bisa Mbak!" karena kapan lagi coba dapet kesempatan. Gue emang pengen banget jadi jurnalis beneran gitu dari SMK. Dulu pas lihat temen-temen yang masuk ke jurusan brodcasting pengen banget masuk jurusan itu tapiiiii gak boleh sama mamah, akhirnya masuk ke akuntansi. Tapi... keinginan jadi jurnalis dan penulis itu kuat banget di benak gue alhasil gue anak akuntansi yang membangkang kali yah hihihi. Waktu SMKpun kalo ikut kegiatan gak mau yang berhubungan dengan akun tapi malah milih kegiatan public speaking, writing, speech dan malah ngembangin ekskul mading. Emang dasar yah! hihi 

Ketika gue konfirmasi bahwa gue bisa, Mbak Esti langsung menghubungkan gue ke Public Relation pihak media Tripnya. Daaan pas gue cek email ternyata gue harus liputan tentang proses pengolahan susu mulai dari pemerahan susu sapi hingga pengemasan di Pabrik GreenFields, Malang. (Alhamdulillah jalan-jalan! Cihuy :p). Tanggal 21 Nopember, pihak Greenfields memasukkan gue ke group WA mulailah para wartawan yang juga diundang memperkenalkan dirinya. Ada yang dari Tempo, Berita satu, Jawapos, Gadis, Detik Health dan banyak lagi. Alamak! agak minder deh gue.

Gue mencoba memberanikan diri karena gue yakin Confident is the power to make you feel alive---- 
 Gue kenalan dengan wartawan-wartawan yang gue yakin mereka semua super keceh! Semua peserta dikirimin tiket dan keperluan untuk media farm trip. Alhamdulillahnya lagi dibeliin tiket Garuda, ini pertama kalinya gue naik pesawat yang selama ini gue idam-idamkan. Maklumlah yah, namanya juga mahasiswa kelas irit kayak gue. hehehe Maka Nikmat TuhanMu yang manakah yang engkau dustakan pal? 

Tanggal 23-24 Nopember, gue liputan ke Malang. Gue berangkat dari Soetta ke Juanda lalu naik Bis ke Malang. Kenapa sih gak langsung ke Malang? Menurut PRnya bandara Malang sering ditutup karena cuaca buruk. Emang bener sih di sana sering hujan terus. Di hari pertama kita tim media diajak untuk workshop dan mengikuti pemaparan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi susu setiap hari. Di sana ada banyak pematerinya, mulai dari pihak greenfields sampai dokter juga ada looh. Sehabis pemaparan kita break lalu lanjut lagi lalu bersih-bersih lalu makan malam deh! Makan malamnya gue ke warung Inggil dan nyobain ice Cream di Toko Oen Malang. Hari pertama memang masih lenggang waktunya. Tapi pas di hari kedua semua full kegiatan liputan di Pabrik dan Peternakan Sapi GreenFields. 
Makan Bersama di Warung Inggil

Toko Oen Nan Legendaris
 Di Pabrik pengolahan dan peternakan susu sapi di hari kedua, gue dimanjakan dengan pemandangan sapi-sapi yang lucu-lucu. Mereka besar-besar dan kalau jalan kakinya berbunyi layaknya tante-tante pake high heels. Di Pabrik dan Peternakan Sapi ini ada klasifikasi kandang sapi mulai dari sapi siap diperah, sapi hamil, sapi melahirkan, anak sapi, dan ada rumah sakit sapi serta tempat pengolahan pakan sapi yang semuanya di atur secara terintegerasi. Sapi-sapi di sini juga diperlakukan istimewa sampai ada ritual perawatan kuku sapi setiap bulannya. Tujuannya agar sapi bahagia, karena kalau sapi bahagia produksi susunya akan sangat baik. Di Pabrik ini gue langsung observasi proses pengolahan susu sapi. Setiap sapi yang sudah siap perah gak perlu disuruh baris untuk berjalan ke tempat pemerahan loooh.. mereka jalan sendiri euy. Hebat! Jadi inget teorinya Pavlov deh mungkin hal ini terjadi karena pembiasaan yang sapi-sapi tersebut lakukan. Kalau sapi ajah bisa teratur barisnya kenapa setiap antri manusia kadang main serobot-serobotan ajah yah? Berarti kadang manusia kalah dong sama sapi? Nah looh. 

Setelah puas berkeliling pertenakan yang luasnya 50 Hektare, saya beserta rekan-rekan media lainnya melanjutkan peliputan ke pabrik pengolahan susu sapi. Sebelum masuk kami semua harus steril dan pakai baju khusus. Kami melihat berbagai macam olahan produk susu sapi Greenfields. Produknya antara lain ada Fresh Milk, Ada Susu UHT, Keju olahan juga. Kami dibimbing oleh Pak Darmanto. Beliau dengan sabar menemani dan menerima segala pertanyaan dari kami. Setelah puas berkeliling, tibalah saatnya kami selesai peliputan dan ketika selesai kami telah disuguhkan banyak sekali Fresh Milk. (Jadi perbaikan Gizi gitu)   

Pengalaman sehari jadi Reporter/ Jurnalis Professional adalah pengalaman berharga yang gak akan terlupakan. Jadi Ingat suatu hal dari pengalaman ini deh. Dulu sering banget berdoa sama Allah supaya bisa jalan-jalan gratis sambil meliput sesuatu. Doa itu udah lama banget sampe akhirnya sempet putus asa dan lupa sama itu doa. Tetapi ternyata Allah menunjukkan kuasanya. DIA mengabulkan doa setiap hamba di waktu yang tepat. Jadi intinya, Jangan pernah lelah berdoa dan berusaha gitu yah sob
Sapi yang barisnya rapi mengalahkan manusia

all Team Media Farm Trip

Pabrik Olahan susu sapi Fresh Milk
?






 

Anak dan Pendidikan


Kali ini aku ingin menuliskan kisah tentang anak-anak buruh migran di Sarawak, Malaysia. Anak-anak yang masih merindukan nyamannya bangku sekolah di Indonesia. Anak-anak yang tak pernah terpikir akan terbang bersama orangtuanya mencari ringgit di kebun kelapa sawit.
Anak-anak dan pendidikan. Idealnya seorang anak memang harus mendapatkan pendidikan yang layak karena mereka adalah harapan masa depan baik masa depan keluarga maupun masa depan bangsa. Tapi kondisi itu tak aku dapati pada anak-anak ladang bukit paninjau yang dulu menjadi tempatku belajar menjadi guru ketika mengikuti kegiatan Volunteer Teacher dari VTIC Foundation.
(untuk VTIC Sendiri bisa kamu googling yah)

Pertama kali datang , aku disambut senyum malu-malu yang terpancar di wajah bocah-bocah itu. Mereka diantar oleh orangtuanya. Mereka tidak memakai baju seragam layaknya di Indonesia. Mereka ada yang memakai baju putih biru seperti anak SD di Sarawak, Malaysia. Ada juga yang memakai baju biasa. Dari sekian banyak anak aku paling kagum dengan anak yang bernama Kevin. Ia adalah kaka dari Erwin. Tubuhnya besar,ia sangat lucu dan menggemaskan. Ia berusaha dewasa mengayomi adiknya Erwin yang aktif sekali. Terkadang ada raut wajah sedih yang ku lihat di wajah kevin saat ia bercerita ia ingin menjadi Pilot. Ia selalu pesimis dan mengatakan “Cikgu, aku nak jadi pilot bisakah?” Setiap kali pernyataan itu terlontar aku selalu berusaha menatap matanya dalam-dalam. Lalu aku bilang “ Kalau kamu sering berdoa, insyaAllah pasti kamu bisa”. Padahal sebenarnya menjawab pertanyaan itu aku seperti tercekik dan merasakan getir kekhawatirannya.

Betapa tidak khawatir, ibu dan ayahnya adalah pegawai ladang yang mungkin kurang memerhatikan pendidikan Kevin. Ia dan adiknya hanya punya satu buku sekolah. Tapi aku selalu semangat mengajarinya setiap materi ia lahap dan ia selalu bisa mencerna dalam waktu cepat. Dunia memang terkadang sulit ditebak. Di Malaysia aku menemukan kevin yang semangat ke sekolah walau dalam keterbatasan. Tapi terkadang di Indonesia aku melihat anak yang malas pergi ke sekolah walaupun mereka berkecukupan. Terkadang aku bertanya apa yang bisa aku lakukan untuknya? Tapi lagi-lagi aku mendapati pilihan terakhir yaitu mendoakannya. Agar kelak Kevin dan anak-anak TKI lainnya yang hidup dalam keterbatasan bisa meroket lewaat sebuah keajaiban.

Anak-anak dan sebuah Pendidikan memang paket yang tak bisa dipisahkan. sebab melalui pendidikan anak mencoba membangun harapan. Melalui sebuah pendidikan anak berusaha memimpikan apa yang terkadang di luar nalar orang dewasa. Melalui pendidikan anak mencoba meyakinkan diri untuk meraih masa depan. Semoga kelak aku bisa menemuinya lagi, paling tidak memberikan doa dan harapan agar ia senantiasa memiliki semangat untuk berjuang.
Kevin my lovely Student :)