Thursday 29 December 2016

Anak dan Pendidikan


Kali ini aku ingin menuliskan kisah tentang anak-anak buruh migran di Sarawak, Malaysia. Anak-anak yang masih merindukan nyamannya bangku sekolah di Indonesia. Anak-anak yang tak pernah terpikir akan terbang bersama orangtuanya mencari ringgit di kebun kelapa sawit.
Anak-anak dan pendidikan. Idealnya seorang anak memang harus mendapatkan pendidikan yang layak karena mereka adalah harapan masa depan baik masa depan keluarga maupun masa depan bangsa. Tapi kondisi itu tak aku dapati pada anak-anak ladang bukit paninjau yang dulu menjadi tempatku belajar menjadi guru ketika mengikuti kegiatan Volunteer Teacher dari VTIC Foundation.
(untuk VTIC Sendiri bisa kamu googling yah)

Pertama kali datang , aku disambut senyum malu-malu yang terpancar di wajah bocah-bocah itu. Mereka diantar oleh orangtuanya. Mereka tidak memakai baju seragam layaknya di Indonesia. Mereka ada yang memakai baju putih biru seperti anak SD di Sarawak, Malaysia. Ada juga yang memakai baju biasa. Dari sekian banyak anak aku paling kagum dengan anak yang bernama Kevin. Ia adalah kaka dari Erwin. Tubuhnya besar,ia sangat lucu dan menggemaskan. Ia berusaha dewasa mengayomi adiknya Erwin yang aktif sekali. Terkadang ada raut wajah sedih yang ku lihat di wajah kevin saat ia bercerita ia ingin menjadi Pilot. Ia selalu pesimis dan mengatakan “Cikgu, aku nak jadi pilot bisakah?” Setiap kali pernyataan itu terlontar aku selalu berusaha menatap matanya dalam-dalam. Lalu aku bilang “ Kalau kamu sering berdoa, insyaAllah pasti kamu bisa”. Padahal sebenarnya menjawab pertanyaan itu aku seperti tercekik dan merasakan getir kekhawatirannya.

Betapa tidak khawatir, ibu dan ayahnya adalah pegawai ladang yang mungkin kurang memerhatikan pendidikan Kevin. Ia dan adiknya hanya punya satu buku sekolah. Tapi aku selalu semangat mengajarinya setiap materi ia lahap dan ia selalu bisa mencerna dalam waktu cepat. Dunia memang terkadang sulit ditebak. Di Malaysia aku menemukan kevin yang semangat ke sekolah walau dalam keterbatasan. Tapi terkadang di Indonesia aku melihat anak yang malas pergi ke sekolah walaupun mereka berkecukupan. Terkadang aku bertanya apa yang bisa aku lakukan untuknya? Tapi lagi-lagi aku mendapati pilihan terakhir yaitu mendoakannya. Agar kelak Kevin dan anak-anak TKI lainnya yang hidup dalam keterbatasan bisa meroket lewaat sebuah keajaiban.

Anak-anak dan sebuah Pendidikan memang paket yang tak bisa dipisahkan. sebab melalui pendidikan anak mencoba membangun harapan. Melalui sebuah pendidikan anak berusaha memimpikan apa yang terkadang di luar nalar orang dewasa. Melalui pendidikan anak mencoba meyakinkan diri untuk meraih masa depan. Semoga kelak aku bisa menemuinya lagi, paling tidak memberikan doa dan harapan agar ia senantiasa memiliki semangat untuk berjuang.
Kevin my lovely Student :)

No comments:

Post a Comment