Sunday 1 January 2017

Temanmu adalah mutiaramu.


Pada hakikatnya manusia memang makhluk sosial yang tidak bisa hidup secara sendirian. Manusia dilahirkan, lalu hidup mengenal manusia lain untuk saling belajar. Belajar untuk menghargai dan menghormati. Belajar untuk bisa saling bekerja sama. Belajar untuk bisa mendengarkan dan memberikan solusi. Saat kita mulai balita, kita mulai mengenal adanya kawan bermain dalam kehidupan kita. Teman adalah tempat kita untuk belajar berinteraksi dan mengenal diri kita sendiri. 

Semakin dewasa kita semakin memahami mengapa kita memerlukan teman. Semakin dewasa kita mulai mengerti mengapa sebagai manusia kita digariskan untuk hidup bermasyarakat. Pepatah bijak mengatakan, jika kamu ingin menilai seseorang lihatlah teman-temannya karena dari situ tercermin bagaimana perilakunya. Hubungan pertemanan membuat kita mempelajari berbagai macam karakter. Hubungan pertemanan membuat kita belajar untuk menurunkan ego. Karena sedewa apapun kita, sepintar apapun kita, kita tetap membutuhkan teman untuk senantiasa membantu dan menyemangati. 

Setiap kesuksesan kita tak luput dari campur tangan teman-teman kita. Mereka senantiasa mendengarkan keluh kesah kita. Mereka senantiasa menjadi penopang tubuh kita. Mereka menjadi lentera saat hidup kita terasa gelap. Bahkan terkadang tanpa diduga, terkadang teman memberikan kejutan indah saat kita benar-benar ada di titik terbawah. Aku ingat ketika aku sedang memikul beratnya perjuangan untuk mawapres universitas, aku dikejutkan pada seorang teman yang mendukungku dengan tulusnya. Afi Chairunnisa namanya, aku kaget akan kedatangannya. Ia menunjukkan kepeduliannya. Ia menjadikan semangatku naik lagi, apalagi ketika dia memegang kertas semangat lalu meneriakkan namaku. Walau ia tak menonton sampai akhir tapi aku sangat bersyukur, dibalik sosoknya yang super cuek dia adalah teman yang tanpa diduga-duga datang memberikan semangat. 

Begitu juga Alvianita, ia adalah orang yang menemani perjuangan mawapresku dari awal sampe akhir. Menemaniku cetak produk hingga larut. Menjadi penenang saat aku dilanda gusar ketika produkku gagal dicetak karena beberapa masalah teknis. Nita adalah orang yang selalu memperhatikan penampilanku yang terkadang urakan. Nita orang yang siap di garda paling depan untuk mendukung temannya yang sering cengeng. Aku sangat terkesan saat pengumuman mawapres Nita rela menemaniku membawa semua peralatan perangku sampai rumah. Aku sangat terharu saat dia berkata " Gue siap jadi pendukung setia, asalkan lu bisa menang kayak gini dan bahagia" Duuh rasanya "Nyess banget" padahal selama ini rasanya sifat superiorku sering sekali merepotkannya.

Selain Afi dan Nita ada banyak lagi teman-teman yang siaga untuk membantuku. Seperti halnya ada Awal, IIM, NISA, dll.  Dalam perjuangan di masa kuliah peran teman amat sangat besar bagiku. Maka kalaupun ada yang harus bahagia atas kemenanganku waktu itu adalah teman-temanku. Aku merasa teman adalah mutiara yang dikirimkan Allah padaku. mereka membuat hidup lebih bermakna. Mereka dengan segala keunikannya membuat kehidupan kita lebih baik. Dari teman kita juga belajar menyelami ke dalam diri kita, apa-apa yang harus kembali di tata.

Moment Mawapres adalah titik dimana aku disadarkan betapa berartinya teman-teman yang aku punya. Titik dimana diri ini sadar bahwa kita hanyalah manusia kecil yang tanpa mereka mustahil rasanya kita menggapai puncak. Teman adalah kekuatan bagi kita untuk melangkah, mereka adalah 'rem' bagi diri kita saat kita mulai kelewatan dengan arah jalan yang perlu diluruskan. Teman adalah wadah kita bercermin "sudahkah kita membahagiakan teman-teman kita?" 

Di tahun yang baru ini " Menjadi Teman yang Bermanfaat" termasuk dalam resolusiku. Sebab aku menyadari bahwa diri ini butuh lebih banyak belajar dari teman-teman yang ada di sekelilingku. Tidak hanya belajar untuk lebih hebat, namun belajar untuk menjadi pendengar dan berusaha bersyukur atas adanya mereka. 
“Friendship is the hardest thing in the world to explain. It’s not something you learn in school. But if you haven’t learned the meaning of friendship, you really haven’t learned anything.”
– Muhammad Ali

No comments:

Post a Comment