Assalamualaikum wr.wb…
Kali ini palupi
akan mencoba berbagi pengalaman sekaligus tips menulis tembus media (Versi
diriku) hehe…. Kita sepakat kan jika menulis adalah salah satu wadah untuk
berbagi dan juga menginspirasi, betul?pendapat ini juga dikuatkan oleh penulis
yang menjadi inspirasiku yaitu Mas Pram, beliau bilang : Menulis adalah bekerja
untuk keabadian karena dengan tulisan kita akan dikenang. Menulis itu mudah
setiap orang bisa menulis dan jika ingin lebih professional harus terus
berlatih karena Practice makes perfect kan?
Dalam menulis
ada tantangan yang dihadapi penulis yaitu writing block, topik tulisan
kurang menarik, kehilangan feel menulis dan lain sebagainya. Nah, sebelum aku
berbagi tips menulis versiku, maka aku aku akan berbagi terlebih dahulu pengalaman
menulisku. Lets check it out…
Hobi menulisku
ini mulai terlihat sejak kelas 3 SD, dulu ada tugas menulis puisi tentang
kupu-kupu lalu aku amati kupu-kupu yang ada di halaman sekolah dan aku menulis
puisi tentang kupu-kupu tersebut. Keesokan harinya Bu lili, memanggilku. Beliau
bilang puisinya sangat bagus. Hingga aku ketagihan menulis puisi sampai dulu
aku punya buku kecil yang isinya puisi tapi sekarang buku itu entah dimana,
hiks hiks hiks… L
Kegemaranku
menulis, terus berlanjut hingga aku SMP dan Alhamdulillah aku bertemu dengan Bu
Patria yang menghidupkan kegemaran menulisku. Ia memberikan aku dan
teman-temanku tugas 1 tahun menulis dalam Diary ketika aku berada di kelas 7-3.
Setiap hari aku menulis di buku Diary, aku ceritakan semua yang aku rasakan di
buku tersebut. Menulis diary menjadi hal yang amat menyenangkan bagiku, selain
mengasah kemampuan menulis aku merasa kecerdasan emosionalku juga terlatih
lewat kegiatan itu.
Di kelas 8 aku
sering mengikuti lomba menulis cerpen, berpidato namun.. tak pernah juara. Tapi,
lagi-lagi Allah mempertemukan dengan orang yang senantiasa menginspirasiku
Beliau adalah Alm. Bu Fauziah, Guru Bahasa Indonesia terbaik yang pernah aku
punya. Beliau membaca tulisanku dan menyuruhku mengirim tulisanku ke beberapa
media, namun lagi-lagi tulisanku tak kunjung tembus media. Kecewa, ya pasti
kecewa hingga kekecewaan ini membuatku berhenti menulis hingga aku SMK kelas 1
aku tak lagi menulis karena malas dan stigma gagal telah tumbuh di otakku kala
itu.
Bukan Bu
Fauziah namanya, jika ia tak mengobati kekecewaanku. Saat bertemu dengannya ia
menyuruhku untuk kembali menulis karena menurutnya “Bakat yang kita punya
adalah anugerah kalau belum bisa tembus media, berarti harus terus dicoba,
Karena media biasanya menanti tulisan terbaik kita” Ucapnya.
Di awal kelas 2
SMK, kegemaranku menulis kembali melejit. Aku mulai kembali mengikuti lomba
puisi, pidato dan juga menulis cerpen dan Alhamdulillah satu persatu piala
penyemangat mulai hadir. Aku juga berkesempatan mengikuti pelatihan jurnalistik
dan dari pelatihan tersebut aku belajar bagaimana menulis yang baik. Aku mulai
yakinkan diriku untuk menulis lagi setelah pulang dari pelatihan, dan saat itu
ada kasus yang lagi Booming yaitu kasus Gayus Tambunan. Aku coba menulis puisi,
aku cari media-media massa yang menerima karya anak muda dan aku kirimkan Via Fax
karena saat itu aku sedang PKL di salah satu perusahaan maka aku meminta
izin untuk mengirimkan tulisan menggunakan fax tersebut. Tak lama
kemudian salah satu pihak media dari Media Indonesia menghubungiku, mengabarkan
bahwa pihak MI tidak menerima puisi namun aku bisa membuat artikel dan mengisi rubrik
Move yang saat ini namanya adalah MI Muda.
Senang bukan
kepalang, ketika setelah sekian lama akhirnya aku mendapat respon media. Lalu,
aku mencoba membuat tulisan yang bisa mengisi Halaman Move dan aku memutuskan
untuk membuat Artikel Pembuatan Aneka Gantungan Kunci dari Clay Tepung. Dengan
bimbingan bu Puri yang saat itu menjadi guru Seniku di SMKN 9 Jakarta , aku
mencoba menulis langkah demi langkah pembuatan kerajinan tangan itu dan
mengirimkan email tulisanku kepada Alm Mbak Dian Palupi (Mbak Dipi) Redaktur
Halaman Move MI kala itu. Beliau banyak sekali mengajarkanku lewat
revisi-revisi yang beliau kirimkan. Alhamdulillah… tulisanku dimuat di media
Indonesia atas bimbingannya. Sejak saat itu peluangku terbuka, menulis tembus
media bukan lagi impian semata. Benar apa yang dikatakan Alm. Bu Fauziah “
Media akan menerbitkan tulisan terbaik kita, menulis bukan hanya tentang
terbitnya tulisan namun tentang kerja keras agar menghasilkan tulisan yang
bermakna”
Dan…… saat ini
saatnya aku berbagi tips menulis versiku di Media. Untuk dapat menerbitkan
tulisan di media massa yang harus kita perhatikan adalah …….
Pertama, Kenali
karakteristik media
Setiap media
memiliki karakteristik yang berbeda dan kita harus tahu rubrik apa di media
tersebut yang menerima tulisan kita. Jangan lupa terus membaca tulisan-tulisan
yang terbit di media tersebut sebagai referensi dan berlatihlah menulis.
Kedua, Buatlah
kerangka tulisan
Bagi penulis
pemula seperti aku, kerangka tulisan itu penting banget. Dari kerangka tulisan
kita bisa tau apa yang ingin kita tulis, sampai mana tulisan kita, bagaimana
alurnya, apa saja poin pentingnya. Daaaaaaan…. Kerangka tulisan akan membantu
kita saat kita mengalami “ Writing block loooh”
Ketiga, Jangan
lupa 5W+1H
Dalam menulis
jangan lupakan 5W + 1 H agar tulisan kita bisa menjadi tulisan yang informatif,
inspiratif dan bermakna.
Keempat,
Perhatikan Lead (Kalimat Pembuka)
Kalimat pembuka, menjadi penentu redaktur akan melirik tulisan kita
maka, kalimat pembuka harus menarik. Kita bisa membuat kalimat pembuka
menggunakan kata-kata motivasi, menggunakan Jargon, menggunakan kata-kata yang
menggugah atau yang mengagetkan seperti “ Bruk!” “ Prang!” dsb.
Kelima jangan
menjadi penulis, pembaca dan editor dalam satu waktu
Satu hal yang
sering membuat kita gak selesai-selesai adalah kita menjadi penulis, pembaca
dan editor dalam satu waktu yang akhirnya membuat kita bingung dengan tulisan
sendiri sehingga kehilangan mood. Hayooo siapa yang sering begini? Hayoo
ngaku… hehehe (Saya juga termasuk sering sih hehe. Saat menulis posisikan diri
kita sebagai penulis tuangkan apa saja yang ada dipikiran kita. Lalu setelah
kelar tulisannya bacalah tulisan kita dan posisikanlah sebagai pembaca. Lalu
save tulisan kita buka lagi beberapa saat dan jadilah editor untuk tulisan kita
sendiri. Atau kalau ingin nambah ilmu mintalah teman yang juga mahir dalam
menulis untuk mengomentari tulisan kita.
Keenam, Jangan
lupa baca buku
Aku percaya kalau tulisan yang kita hasilkan adalah buah dari
bacaan kita karena dengan membaca kita bisa mendapatkan kosa kata baru dan juga
wawasan yang banyak. Maka kalau ingin tulisan kita semakin baik, jangan lupa
membaca yah……
Ketujuh,
Teruslah menulis.
Sebuah
keterampilan harus terus diasah bukan? Begitupula dengan menulis guys. Ibarat
pisau tajam kalau gak diasah akan tumpul maka tulisan begitu kalau kita
berhenti menulis kita akan kehilangan kemahiran menulis kita. Jadi sudah terbit
atau belum tulisannya di media, jangan buat kita patah semangat untuk menulis
yah… karena menulis adalah wadah untuk berbagi dan menginspirasi.
Nah, inilah tips dan pengalaman menulis versiku. Semoga bisa
bermanfaat yah.. dan memicu semangat untuk terus menulis dan berbagi hehehe. …..
Oh ya satu Quotes untuk menutup tulisan kali ini.
“ Kata-kata bisa menggugah namun ikatlah ia dengan tulisan agar
lebih bermakna”